Thursday, April 4, 2019

The Story of Faith - George Mueller




Kisah tentang iman yang hidup (terjemahan)

Jika kita menuliskan daftar sedikit orang yang percaya penuh pada Tuhan yang memengaruhi hidup pelayanan kekristenan, maka George Mueller adalah salah satu nama yang akan muncul di sana

Tentu Tuhan dan Juruselamat kita Yesus Kristus adalah contoh yang paling sempurna yang harus kita ikuti dan teladani. Dan membaca kisah George Mueller kita akan mengenali bagaimana contoh iman yang hidup.

George Mueller adalah salah satu orang yang dikenal karena imannya dan mujizat yang ia alami. Dia adalah salah satu pejuang doa yang paling hebat yang pernah ada. Pelayanannya diberkati karena dia percaya penuh pada Tihan dan dia memulai pekerjaan yang telah Tuhan anugerahkan dalam hatinya.

Selama 63 tahun pelayanannya, dia mendukung para misionari, mendirikan institut pengentahuan alkitab di Inggris, mengajar sekolah minggu dan sekolah biasa yang mana semua pengajarnya adalah orang Kristen, dan dia juga mendistribusikan alkitab, traktat. Tak hanya itu, dia juga mendirikan rumah yatim piatu.

Dia terlibat langsung dengan 121.683 murid Kristen. Dia mendistribusikan 281.652 alkitab, 1.448.662 kitab perjanjian baru, 21.343 kitab Mazmur dan 222.196 kitab-kitab lain dalam alkitab.

Secara financial dia mendukung kegiatan pelayanan di 26 negara. Dia mendistribusikan 111.489.067 traktat/ buku dan secara langsung terlibat dalam mengubah kehidupan 2.813 anak yatim piatu.
George Mueller fasih dalam 6 bahasa yaitu Prancis, Jerman, Ibrani, Latin, Yunani dan bahasa Inggris.

George Mueller lahir di Kroppenstaedt, pada tanggal 27 Septmber 1805. Dia mencari kemuliaan Tuhan sepanjang hidupnya dan dari waktu ke waktu dia mengalami perjumpaan dengan Tuhan.
Dia menyadari bahwa hanya Tuhan satu-satunya yang sanggup memenuhi segala kebutuhannya, dan mengerti bahwa seluruh keperluan manusia hanya dapat diberikan oleh karena anugerah dan diraih melalui iman.
Dia mempelajari rahasia untuk mendapatkan sesuatu dari Tuhan tak lain adalah dengan penuh percaya datang menghadap tahkta Tuhan dan menerima apa yang kita minta dengan sepenuh hati.

George Mueller melakukan ini selama 73 tahun hidupnya, dan mendapati bahwa dalam takhta kasih karunia, tak pernah sekalipun, satupun yang dia perlukan kurang.
Dia belajar untuk tidak membatasi Tuhan dengan imannya. Dia meminta hanya pada TUhan, percaya bahwa hanya Tuhan sajalah yang mendengar dan mampu menjawab segala kebutuhannya

Pada akhirnya hidupnya dia menyatakan bahwa dia telah membaca seluruh alkitab 200 kali.
100 kali dia membaca dengan posisi berlutut. Dia menemukan janji Tuhan di dalam alkitab, dan mengalaminya secara personal dalam setiap hari kehidupannya.
Dia belajar untuk percaya bahwa seluruh firman yang dia baca memang tertuju untuknya dan dia menerapkannya dalam kehidupan
Mueller belajar untuk tidak memberitahukan apa yang dia butuhkan pada manusia, tapi pada Tuhan. Dia belajar untuk memercayai hanya Tuhanlah yang sanggup memenuhi segala kebutuhan dan keperluannya.

Mueller menjadi sangat beriman karena dia hidup dengan melihat kepada surga (kepada anugerah dan suplai), dan bukan kepada bumi (kepada kebutuhan dan tuntutan)

“Tuhan akan memberikannya kepada kita, ketika kita berusaha untuk mengalirkan apa yang Tuhan berikan untuk mereka yang membutuhkan.”
Ini menjadi dasar dari pelayanannya. Dia mencari dan member tahu Tuhan apa yang dia butuhkan, dan dia mengalirkan apa yang Tuhan berikan kepada mereka yang memerlukan.
Selama George Mueller selalu memperhatikan siapa saja yang memerlukan bantuan, baik uang maupun barang-barang, maka Tuhan tak pernah berhenti memberikan seluruh kebutuhan itu dalam hidupnya.

George Mueller bersaksi bahwa selama dia hidup, 50.000 doa yang spesifik dan detail yang dia panjatkan telah dijawab. Bertahun-tahun sebelum dia meninggal, di tengah kariernya, dia menyatakan bahwa lebih dari 5.000 doanya dijawab pada hari yang sama saat dia memanjatkan doa tersebut.

George Mueller terbiasa untuk membagi halaman bukunya menjadi dua bagian.
Pada satu bagian dia menuliskan daftar doa dan tanggal doa tersebut dipanjatkan. Dan pada bagian yang lain dia akan menuliskan tanggal doa tersebut dijawab.
Dengan kebiasaan ini maka Mueller sanggup mencatat secara pasti doa mana yang terjawab secara spesifik. Dia merekomendasikan cara ini kepada umat percaya lainnya yang juga menginginkan doa mereka dijawab secara spesifik.

“Saya tinggal di dalam roh untuk selalu berdoa. Saya berdoa ketika saya berjalan, ketika saya berbaring, ketika saya bangun dari tempat tidur. Dan jawabannya selalu datang. Ribuan kali doa saya terjawab. Ketika saya yakin bahwa apa yang saya doakan itu benar dan untuk kemuliaan Tuhan, maka saya akan terus berdoa sampai apa yang saya pinta terjawab.”
George Mueller tak pernah menyerah.

“Jangan biarkan setan menipumu,” itu tulisan Mueller untuk seluruh umat percaya kala hati mereka mulai lelah saat seolah doa mereka tak terjawab. “Setan kadang menaruh pikiran bahwa kamu tidak akan pernah memiliki iman yang sama seperti yang saya miliki. Bahwa doa yang terjawab hanyalah untuk orang yang berada pada situasi seperti saya. Tapi tahukah kalian, saat saya kehilangan kunci, maka saya akan meminta Tuhan untuk menunjukkan letaknya pada saya. Ketika saya memiliki janji dengan orang yang tidak datang-datang, maka saya berdoa meminta Tuhan yang mendatangkan orang itu kepada saya. Saya percaya bahwa Tuhan pasti menjawab permintaan remeh saya itu. Karena itu dalam setiap situasi apa pun, saya berdoa pada Tuhan. Dapatkah kalian melakukan hal yang sama?”

Ini adalah nasihat yang Mueller berikan kala hati kita mulai lelah oleh ujian dan pencobaan. Nasihat untuk menguatkan iman kita.
1.       Bacalah alkitab dan renungkanlah setiap hari. Sesungguhnya, kita mengenal Tuhan lewat doa dan renungan atas semua FirmanNya.
2.       Jagalah hati dan nurani kita
3.       Jika kita mengharapkan iman kita bertumbuh, kita tidak boleh menghindari kesempatan di mana iman kita harus digunakan, dan karenanya, melalui semua pencobaan dan ujian, maka iman kita akan bertambah.



Point paling utama untuk meningkatkan iman kita adalah membiarkan Tuhan yang menyelesaikan segala sesuatunya, dan kita tidak mencampuri dengan usaha kita sendiri. Untuk membiarkan iman bertumbuh, maka umat percaya harus memberikan waktu bagi Tuhan untuk menjawab.

Tidak ada hal yang terlalu kecil untuk kita bawa pada Tuhan dalam doa. Tuhan sendiri secara langsung telah menuliskannya dalam ayat “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga , tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.”

Dalam suatu perjalanan misi pada bulan Agustus 1877, di atas kapal cuaca berubah menjadi sangat buruk dan perjalanan terpaksa dihentikan oleh karena kabut tebal. Kapten berada di kabinnya selama 24 jam, ketika George Mueller tiba-tiba muncul.

“Captain saya harus memberitahumu bahwa saya harus sudah tiba di Quebec pada hari Sabtu siang.”
“Itu tidak mungkin,” jawab sang Kapten.
“Baiklah,” Mueller merespons. “Jika kapalmu tidak dapat membawa saya tepat pada waktunya, maka Tuhan akan menemukan jalan yang lain. Saya tidak pernah mengingkari janji pelayanan saya selama 52 tahun. Maka kita berdoa.”
Dalam hati kapten kapal tersebut mengumpat, dia bingung dari rumah sakit jiwa mana Mueller berasal
“Tuan Mueller,” ucapnya, “apakah kamu tahu betapa pekat kabut yang melingkupi cuaca saat ini?”
“Tidak. Karena mata saya tidak tertuju pada tebalnya kabut, tapi pada Tuhan saya yang hidup, yang mengontrol setiap aspek kehidupan saya tanpa kecuali.”
Lalu Mueller berlutut dan berdoa. Doanya sangat sederhana. Dan ketika dia selesai, Mueller melihat bahwa sang Kapten juga sudah siap untuk berdoa maka Mueller meletakkan tangannya pada bahu Kapten dan melarangnya berdoa.
“Tidak usah Kapten. Pertama, kamu tidak percaya pada kehendakNya. Lalu yang kedua, saya percaya bahwa Tuhan sudah melakukan apa yang saya minta dan karenanya kamu tidak perlu lagi berdoa dan meminta hal yang sama.”
Kapten melihat Mueller dan tercengang.
Mueller berkata lagi, “Kapten, saya sudah mengenal Tuhan selama 52 tahun. Dan selama itu, satu kali pun tak pernah saya terlambat dalam membawa pengunjung dalam pelayanan misi saya bertemu dengan Sang Raja. Bangkitlah dan bukalah pintu, maka anda akan melihat bahwa semua kabut sudah hilang.”
Kapten melakukan apa yang Mueller perintahkan dan ia melihat bahwa benar, semua kabut sudah terangkat. Kesaksian ini bahkan datang dari mulut Kapten sendiri, yang dengan jelas mendeskripsikan Mueller sebagai salah satu pelayan misi yang paling berdedikasi yang pernah dia temui.

Doa adalah suatu hal yang dapat menyapu bersih jiwa dari rasa ragu dan khawatir, serta temperamen buruk yang mungkin timbul setelah kelelahan oleh gelombang pencobaan yang mengakibatkan hilangnya damai sejahtera.
Pada tanggal 9 maret 1847, Mueller menulis dalam jurnalnya satu hal yang sangat jelas dan tegas. “Semakin besar kesulitan, semakin mudah hal itu diselesaikan oleh iman.” Dan hal lainnya, “semakin besar cobaan datang, semakin manis kemenangan yang akan kau raih.”

Kemenangan Mueller dia dapatkan melalui doa dan percaya pada janji Tuhan yang tak pernah gagal, pada iman bahwa kebenaran Tuhan akan mengatasi segala sesuatunya.

“Tidak cukup hanya mulai berdoa,” ia menasihati umat percaya, “atau berdoa dengan sikap benar, atau berdoa terus menerus. Tapi kita harus dengan sabar, dan dengan penuh percaya berdoa, sampai kita mendapatkan jawabannya. Dan lebih jauh lagi, kita bukan hanya berdoa secara konsisten sampai akhir, tapi percaya dengan sepenuh hati bahwa Tuhan mendengar doa kita dan menjawab apa yang kita pinta di sana. Banyak dari kita yang gagal mendapatkan jawaban karena kita berhenti berdoa, dan karena kita menganggap bahwa Tuhan tidak ingin memberkati kita.”

Selama tahun terakhir hidupnya, ada 7.203 roti, 5.222 roti bulat, 20 kotak sabun, 9 ton batu bara, 26 bongkah daging, 112 ekor kelinci, 312 kalkun, 5 kantong oatmel, 26 karung jeruk, 5 kotak kurma, 4.013 pon daging dan ratusan item lain yang tercatat menjadi hadiah bagi Mueller saat menjalankan panti asuhannya.

Sebagai tambahan ia meminta support financial dalam doanya pada Tuhan dan menerima lebih dari 2.5 juta dollar. Sebagai point paling penting, dia hanya meminta pada Tuhan dan tidak pernah kepada manusia. Semua ini dia salurkan untuk membantu ribuan anak yatim piatu yang ada di bawah naungan perlindungannya.

George Muller adalah bukti hidup mengenai kebenaran ayat yang dituliskan di dalam alkitab.
Tuhanku akan mencukupkanku sesuai kekayaan dan kemuliaanNya di dalam Kristus Yesus (Filipi 4:19)


Saturday, January 23, 2016

Tentang novel yang akan terbit sebentar lagi




Bagaimana rasanya jika kamu mencintai seorang pria yang nyaris tak pernah ada?
Seorang pria yang sangat menarik, tapi kecintaannya pada traveling, dan profesinya sebagai seorang fotografer, membuatnya harus berkelana jauh dan menjelajah di belahan bumi yang berbeda?
Hingga kehadirannya mulai terasa tak nyata, karena hanya diwakili oleh suvenir, foto-foto maupun pesan singkat dari waktu ke waktu?

Itulah yang dirasakan oleh Cecilia Bimanto.
Ia jatuh cinta pada Declan Oentoro, namun kesibukan Declan membuat cowok itu sering absen
Walaupun ia tak bisa menyangkal, ada daya tarik seperti magnet di antara mereka berdua

Hingga akhirnya ia bertemu Bernard Sudrata, si business analyst yang selalu ada
Lalu bagaimana kelanjutan cerita mereka?

Nah, itu garis besar novel saya yang akan terbit sebentar lagi :)
Judulnya Gravity
Rencana terbit di pertengahan Februari 2016
Semoga sih pas dengan event valentine, ya :p

Terus apa arti novel ini untuk saya?
Dalam novel ini, saya menyelipkan beberapa hal yang baru
Tentang profesi si tokoh utama, yakni Cecilia, yang bekerja di sebuah media ternama sebagai seorang photo editor
Tentang Declan yang hobi traveling dan suka fotografi
Tentang Bernard, si pria serius yang menekani dunia yang juga serius, dengan profesi yang tak kalah serius, yaitu sebagai business analyst

Saya juga menulis tentang sepotong kegamangan di sini
Dalam novel-novel saya yang lalu, ada 1 tokoh utama gadis, dan 1 tokoh pria yang baik. Ada konflik berat yang dialami si gadis, tapi bersama pria itu, dunia menjadi tempat yang lebih cerah baginya
Ingat kan, Natasha dan Craig di Lukisan Keempat
Audy dan Mardi di Lullaby
Lalu Carly dan Maggie, di Falling

Yah, seperti itu kira-kira :D

Tapi di novel ini, ada tiga tokoh utama yang saya ceritakan sejak awal
Cee, Declan dan Bernard
Ada pesta pernikahan dan holiday gateaway
Ada cerita tentang persahabatan yang kadang 'annoying', anjing peliharaan yang sangat setia, dan sepupu yang egoisnya kebangetan
Ada potret keluarga yang misterius di Bali, belasan tahun silam
Dan tentunya ada kaitan antara itu semua dengan masa kini dan pilihan-pilihan yang dihadapi oleh Cee, si tokoh utama di novel Gravity

Itu dulu sedikit sneak peek untuk novel kali ini :p
Semoga kalian menyukainya, seperti saya yang sangat menikmati proses penulisannya
Saya tunggu setiap koment dan review yang masuk ya teman-teman

Happy waiting
:)


Tuesday, December 15, 2015

Tentang menjadi seorang penulis



Kalau ada yang tanya pada saya, apa yang paling dibutuhkan dari seorang penulis
Teknik, talenta, pengalaman, ide segudang, imajinasi yang kaya, faktor luck, atau apa?

Sejujurnya, saya juga tidak tahu apa elemen paling besar yang diperlukan oleh seorang penulis

Talenta? Tentu saja.
Semua orang bisa menulis.
Tapi menulis sesuatu yang enak untuk dibaca, dengan plot rapi dan konflik yang kuat, serta karakter yang unforgettable, diksi yang mencuil rasa, nah, itu adalah hal yang berbeda

Teknik? Itu juga
Sebagus-bagusnya kamu berkarya dengan bakat alamiahmu, tapi jika tidak ditunjang oleh teknik yang baik, itu juga akan menghasilkan sesuatu yang berantakan

Pengalaman, ide, imajinasi?
Saya tidak menyanggah bahwa semua diperlukan
Semakin sering kamu menulis, latihan bermain kata, tentu hasilnya akan semakin oke. 
Stephen King pernah berkata :

 

No excuse
I am sorry to say, no excuse :D

Seperti sebagian besar penulis lain, perjalanan saya penuh jatuh bangun
Jatuh karena ditolak berkali-kali
Bangun untuk menulis lagi
Jatuh dan bangun lagi
karena semua itu proses yang tidak pernah berhenti saat kita menulis
Di awal-awal saya menulis, saya menerbitkan karya yang ‘parah’
Sekarang pun masih terasa begitu :p
Anyway, kadang saya sampai malu sendiri kalau saya ambil waktu untuk duduk dan membaca novel-novel lama itu
Tapi tidak ada penyesalan untuk setiap karya yang terbit
Sungguh, tidak ada
Saya percaya Tuhan beri semua indah pada waktunya
Jika novel itu tak pernah terbit, siapa tahu saya jadi frustrasi, dan akhirnya malah berhenti menulis total?!
Walaupun memang, jika itu adalah panggilan hatimu, kamu akan mundur sejenak, untuk kemudian rindu menulis lagi

Intinya, saya tidak menyesal

Setelah novel Puzzle terbit, saya mendapat berita gembira bahwa naskah saya akhirnya diterima di penerbit impian, Gramedia Pustaka Utama
Perjalanannya pun tidak mudah
Setelah Lullaby, entah berapa novel yang ditolak oleh editor
Hingga akhirnya Just Another Birthday terbit
Tapi dalam masa-masa penolakan itu saya belajar suatu hal
Pelajaran yang kesannya sepele, namun susah luar biasa untuk diterapkan
Pelajaran yang tidak kalah penting untuk menjadi seorang penulis

Pelajaran tentang kesabaran
Karena entah bagaimana saya percaya, semua penulis yang baik memilikinya

Kesabaran tentang hal apa saja?
Banyak sekali

Ini contohnya :

Kesabaran untuk menyusun plot -- nanti kapan-kapan, saya akan cerita tentang hal ini ya-- karena untuk saya, plot awal itu akan sering mengalami bongkar, pasang dan rombak

Kesabaran untuk menulis cerita yang baik. Jangan tanya berapa minggu dan bulan, mungkin ada yang tahun, yang akan dihabiskan seorang penulis di depan komputernya, untuk menulis kata demi kata, bertarung dengan layar kosong dan kursor kedip-kedip dan pikiran berkabut 

Kesabaran untuk menunggu naskah terbit, karena jelas , kita bukan satu-satunya penulis di dunia ini. Karena itu kesabaran di bagian ini juga teruji

Kesabaran untuk merevisi dan merevisi kembali naskah kita, setelah kembali dari editor, berkali-kali, biarpun di awal kita selalu merasa naskah tersebut sudah sempurna

Saya bersyukur, karena dalam masa-masa vakum tersebut, masa ketika saya belajar tentang kesabaran, saya ketemu editor yang memberi saya waktu, kesempatan dan ilmu untuk mengasah teknik
Editor yang membuka mata saya, kalau kesabaran dalam menulis (dan merevisi), mutlak diperlukan.

Tentang revisi --- jangan tanya berapa kali Falling direvisi
Jangan tanya berapa kali Just Another Birthday ke-pending, karena susunan kalimat yang parah, dan saya rasa editor saya itu sakit kepala waktu mengedit JAB
Jangan tanya berapa lama Perfect Mess tertunda. Saya pikir sekitar 3 tahun karena naskah itu sudah saya selesaikan sebelum JAB saya buat
Dan jangan tanya juga berapa susah Lullaby harus dirombak, karena saat itu saya diminta mengubah pov 1 ke pov 3. Untuk naskah mentah sebanyak 40 ribu kata.

Yah, semua pelajaran tentang kesabaran yang akhirnya bikin saya jadi sabar beneran :D
Karena menjadi sabar adalah satu-satunya pilihan yang saya punya
But I can say, again, that they are all worth it!
Thank God, they are all worth it!!

Saya juga bersyukur karena dalam perjalanan sepi itu saya juga ketemu teman sesama penulis yang bisa bikin perjalanan jadi sedikit ‘berwarna’
'Curhat', brainstorming, sampai cekikikan frustrasi ketika naskah tidak selesai-selesai

Walaupun sebenarnya, pada akhirnya, kamu tetap sendirian
Just you and the script
And the battle along the way until you can, eventually, write - the end - at the very last page

Jadi untuk kita semua yang berputar di naskah yang tidak selesai (seperti saya), naskah yang ditolak (seperti saya juga :p), naskah yang masih dalam proses antrean, dan entah naskah-naskah lain yang menemui halangannya masing-masing, mungkin sekarang saat kita belajar tentang pelajaran penting itu
Bersabar dan berdoa
Take one word, one thing, at a time 
Karena tahukah kalian, tidak ada hal bermakna, yang terjadi secara instan.
Semua hal yang indah, disemai di ladang waktu

Friday, December 11, 2015

Tentang Falling






Maybe we fall, to make someone else's wish come true!

Sudah sangat lama saya tidak update cerita di blog saya
Postingan terakhir adalah di bulan Januari 2014
Hampir 2 tahun penuh saya absen
And so I can say that I manage to make a new record :p
Untuk teman-teman yang mengikuti blog saya sejak awal, dan mungkin alamat kalian masih ada di daftar e-mail list blog ini, saya bisa bayangkan kalian akan mengangkat alis heran karena akhirnya ada postingan baru dan blog ini keluar dari masa hibernasinya

Supaya tidak rancu, saya minta maaf kalau postingan yang lama saya hapus
Isinya, percayalah, hanya sampah
Sampah, sampah dan sampah
Saya sempat skimming kemarin, saya sendiri heran, bisa-bisanya saya menulis hal-hal curcol macam itu :D

Untuk hari ini, saya hanya ingin bercerita sedikit tentang Falling
Untuk yang sudah tahu tentang novel ini, maaf kalau saya membuat kalian bosan karena mengulang-ulang hal yang sudah kalian baca :p
Ini sekaligus sebagai pemanasan untuk mulai meng-update blog ini secara rutin lagi
Jadi kembali pada Falling, novel ini akhirnya terbit di bulan Maret 2015

Untuk baca review sekilas, maupun sinopsis/ blurb ceritanya, kalian bisa klik cover Falling di kanan halaman
Di sana banyak pendapat teman-teman yang sudah baca Falling
Kalau kalian juga sudah baca, dan mau kasih review, review apa pun, baik yang bagus atau pun kritik pedas yang membangun, saya akan sangat senang menampungnya

Kemudian, mungkin kalian penasaran kenapa saya menulis cerita ini.
Bagaimana asal mulanya hingga Carly hadir
Untuk itu, kalian bisa baca sejarahnya di blog ini
Di sana saya bercerita cukup lengkap kenapa akhirnya saya menulis tentang Carly dan Maggie :)

Ada dua lagu yang senantiasa hadir di malam-malam sepi dan panjang, ketika saya sibuk di depan komputer, mengetik kata demi kata
Baik di malam-malam ketika jari saya menari lincah, dan kalimat demi kalimat dengan mudahnya hadir. 
Atau sebaliknya, ketika saat penuh kabut datang, ketika pikiran saya kosong, dan kata yang saya ciptakan sepertinya kaku bukan main dan perlu revisi gila-gilaan.
Dua lagu yang selalu ada di enam bulan masa penulisan. 
Lagu lain boleh aja datang dan pergi. Tapi dua lagu ini wajib hukumnya selalu berdenting

Lagu yang saya maksud itu ialah The only one, Sierra Sutedja dan Home-nya Michael Bubble.
There’s always something special coming when I hear that songs, even for now

It reminds me about the old golden 6 months when I wrote Falling script, through the long and winding night

It reminds me about the time when I discussed idea with my beloved editor, revising and editing and revising each sentences all over again

It is not easy. But thank God, it is worth it

And so, for the closing of this posting, I'll ask again, have you guys read Falling? :)